IHSG Turun 9,63 Poin Meski Investor Asing Catat Net Buy 3,49 Triliun

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona merah di awal pekan, Senin (25/4), meskipun investor asing mencatat net buy Rp 3,49 triliun di seluruh pasar.

Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat ambruk hingga 1% dan menyentuh level terendah hariannya di level 7.121,86 pada sekitar pukul 09.00 WIB.

Namun selang beberapa menit hingga satu jam kemudian, IHSG berhasil mengikis pelemahannya hingga perdagangan sesi II. Bahkan, sempat menyentuh zona hijau tipis meski kemudian tetap ditutup di zona merah.

IHSG ditutup turun 0,13% atau 9,63 poin ke level 7.215,98 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pelemahan sembilan indeks sektoral membebani IHSG pada hari ini. Sektor yang tergerus paling dalam adalah sektor transportasi dan logistik (-2,24%). Berikutnya, sektor energi (-1,29%) dan sektor barang konsumsi nonprimer (-1,27%).

Total volume transaksi bursa mencapai 30,82 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 19,63 triliun. Sebanyak 388 saham melemah, 162 menguat dan 150 saham flat.

Investor asing pun masih memburu saham (net buy) hingga mencapai Rp 3,49 triliun di seluruh pasar. Dengan rincian sebesar Rp 137,66 miliar di pasar reguler dan Rp 3,36 triliun di pasar tunai dan negosiasi.

Saham dengan net buy terbesar asing adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Rp 3,3 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 283,2 miliar.

Saham dengan net sell terbesar asing adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 179,7 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 102 miliar.

Sementara itu, bursa Asia-Pasifik ditutup berjatuhan, dipicu oleh aksi jual pasar global yang berlanjut hingga awal pekan ini.

Indeks Shanghai anjlok paling dalam setelah ditutup ambruk 5,13% ke level 2.928,51. Salah satu faktor yang membebani adalah karena investor cenderung melakukan aksi jual di tengah masih tingginya kasus virus corona (Covid-19) di China.

Hingga saat ini, China dikabarkan terus berusaha membendung Covid-19 yang diklaim menjadi terburuk sejak awal pandemi tahun 2020 lalu. Meskipun, ada penguncian (lockdown) di kota terbesarnya, yakni Shanghai.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *