Rupiah tertekan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Selasa (22/3). Pergerakan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang Asia lainnya.
Pengamat mengatakan, sikap The Fed (Federal Reserve/bank sentral AS) yang kembali hawkish telah menjadi salah faktor yang membebani aset berisiko. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan kemarin bahwa bisa terjadi peningkatan suku bunga yang lebih agresif di bulan Mei mendatang.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 11,4 poin atau 0.08 persen ke level Rp 14.348 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia (BI) juga tak bertenaga hari ini. Kurs Jisdor berada di level Rp 14.358 per dolar AS, melemah 0,12 persen dibandingkan Senin (21/3).
Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang Asia terdepresiasi terhadap dolar AS. Hanya baht Thailand yang masih bertahan menguat setelah naik tipis 0,03 persen.
Sedangkan, yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah ambles 0,85%. Disusul, ringgit Malaysia yang turun 0,29%, disusul peso Filipina yang tergelincir 0,18%. Berikutnya, won Korea Selatan dan rupee India sama-sama melemah 0,14%.