Rupiah Spot Menguat Tipis 6 Poin ke Level Rp 14.326,5 per Dolar AS – Selasa (15/3)

Rupiah menguat tipis di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (15/3), setelah lengser cukup tajam kemarin. Sementara itu, mata uang Asia cenderung bergerak beragam.

Beberapa faktor eksternal mempengaruhi pergerakan rupiah kali ini. Antara lain bertambahnya kasus Covid-19 di China yang memaksa pemerintah setempat melakukan lock-down di beberapa kota.

Selain itu, investor sedang menanti putusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed/bank sentral AS) yang dijadwalkan Kamis dini hari (WIB). The Fed diperkirakan secara luas akan menaikkan suku bunga pertamanya semenjak pandemi corona.

Pasar memprediksi kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin, menurut Fedwatch CME. Tapi kini ada peluang 70 persen untuk kenaikan 50 basis poin, karena meningkatnya inflasi harga konsumen AS.

Sementara itu, ada harapan bahwa Rusia dan Ukraina akan dapat menemukan kata sepakat dari pertemuan/pembicaraan di antara keduanya. Ini jadi katalis yang menahan dolar AS melaju lebih tinggi.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Februari 2022 yang mencapai US$ 3,83 miliar.

BPS mengatakan, surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 ini menambah deretan surplus neraca perdagangan dalam dua tahun terakhir. BPS juga menambahkan bahwa surplus beruntut tersebut akan turut menyumbang agar pertumbuhan ekonomi berlangsung lebih cepat.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat tipis 6 poin atau 0.04 persen ke level Rp 14.326,5 per dolar AS.

Kurs referensi Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia (BI) juga menguat hari ini. Kurs Jisdor berada di level Rp 14.321 per dolar AS, menguat tipis 0,04 persen dari posisi Senin (14/3).

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *