Dolar AS Rebound, Pasar Masih Pantau Risiko Omicron

Dolar AS masih bertahan menguat versus sejumlah mata uang utama lainnya di sesi New York, Senin (29/11). Sementara itu, investor tengah mempelajari risiko varian baru virus corona, Omicron, yang Jumat pekan lalu sempat menyeret USD terkoreksi tajam.

Penguatan Dolar AS pada hari ini didukung oleh imbal hasil (yield) Treasury AS yang lebih tinggi. Ini karena investor menganggap koreksi tajam USD atas penemuan varian baru Covid-19 sebagai aksi yang berlebihan.

Hingga pukul 23:07 WIB, Indeks Dolar AS terpantau menguat 0.30% di kisaran level 96.36.

Adapun pada perdagangan Jumat (26/11), Indeks Dolar ditutup melemah 0.74% ke level 96.07.

World Health Organization (WHO) mengatakan pada Minggu (28/11) bahwa belum jelas apakah Omicron lebih menular dibandingkan dengan varian lain atau menyebabkan gejala yang lebih parah.

Pakar kesehatan dari Afrika Selatan, di mana varian baru ini pertama kali terdeteksi, mengindikasikan bahwa gejala dari varian baru sejauh ini ringan. Mereka juga mengatakan bahwa perbandingan populasi jumlah yang terinfeksi masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah orang yang telah divaksin.

Sementara itu, para produsen pembuat vaksin telah mengindikasikan bahwa mereka akan dapat memformulasi ulang vaksin mereka dalam waktu yang cukup singkat. Ini kemudian mendorong pelaku pasar untuk kembali mengkoleksi dolar.

Analis ING mengatakan: “Diluar berita seputar Omicron, secara umum pasar mata uang tetap menopang Dolar. Notulen FOMC dan data-data ekonomi AS masih mendukung spekulasi percepatan pengurangan program pembelian aset. Termasuk kenaikan suku bunga Federal Reserve.”

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *