Rupiah lesu lagi hari ini, Selasa (28/6), setelah menguat cukup tajam pada perdagangan kemarin. Padahal, indeks dolar Amerika Serikat (AS) sempat berlanjut melemah hingga sore tadi (WIB), namun rupiah masih dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi di AS.
Pelaku pasar saat ini tengah meninjau kembali jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve (bank sentral AS/The Fed) dan dampaknya terhadap perekonomian di negeri Paman Sam.
The Fed memang sudah menegaskan akan melakukan pengetatan yang agresif guna meredam inflasi. Bank sentral tersebut sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke kisaran 1,5% – 1,75%, dan bulan depan akan dinaikkan lagi 50 -75 basis poin. Di akhir tahun suku bunga diproyeksikan berada di 3,25% – 3,5%.
Namun, data indeks keyakinan konsumen (Consumer Confidence) terbaru menunjukkan penurunan yang drastis. Ketika tingkat keyakinan konsumen menurun maka konsumsi masyarakat kemungkinan juga akan melambat. Kondisi ini bisa menurunkan inflasi.
Hal ini membuat pasar mulai melihat peluang bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif, yang mempengaruhi pergerakan dolar AS. Indeks dolar AS pada pekan lalu merosot 0,5%, dan berlanjut 0,24% Senin kemarin. Sementara sore ini naik tipis 0,05%.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 33,5 poin atau 0,23% ke level Rp 14.830,5 per dolar AS.
Berikut di bawah ini adalah kurs valutas asing BCA dan Mandiri, per 28 Juni 2022:
