Poundsterling merosot tajam di hadapan Dolar AS pada hari ini, Jumat (22/4), menyusul rilis data Retail Sales Inggris yang anjlok di bulan Maret 2022.
Sementara itu, Euro tertekan versus USD setelah para pejabat European Central Bank (ECB) mengirimkan sinyal yang berbeda terkait suku bunga. Sehingga malah membingungkan pasar.
Di sisi lain, ketua The Fed (bank sentral AS/Federal Reserve) mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih besar pada rapat kebijakan moneter di bulan Mei.
Hingga pukul 20:40 WIB, GBP/USD terpantau turun 1.30%. EUR/USD turun 0.19%. Sedangkan, Gold (XAU/USD) tercatat melemah 0.38%.
GBP/USD: Anjlok menembus S3 Daily, berkutat di area S2 Weekly
Target harian telah tersentuh sejauh ini, saat harga merosot turun menembus 1.2932 (S3 Daily) dan bahkan lengser ke area 1.2882 (S2 Weekly). Sehingga, masih ada kemungkinan harga berlanjut turun ke 1.2792 (S3 Weekly).
Tapi, untuk perdagangan hari ini, sebaiknya step-side dulu, atau hindari posisi sell. Karena target harian terendah (S3 Daily) telah tersentuh. Mencari posisi sell berikutnya mungkin akan relatif lebih aman dengan menunggu perdagangan Senin pekan depan, khusus untuk perdagangan harian (day trading/intraday).
EUR/USD: Bias jangka pendek negatif
Tak mampu mempertahankan posisi di atas 1.0831 (Pivot Weekly), sehingga outlook jangka pendek jadi negatif sejauh ini. Level 1.0790 (S1 Daily) jadi fokus untuk mengantisipasi breakout di bawahnya. Skenario ini dapat berisiko penurunan yang lebih rendah menuju 1.0760 (Low 19 April) hingga 1.0730 (S2 Weekly).
XAU/USD: Bias jangka pendek negatif. Awasi level 1948.26
Bias jangka pendek masih negatif sejauh ini. Namun, price action H1 menunjukkan respon buyers saat harga turun mendekati 1923.27 (S2 Weekly).
Sementara itu, level 1948.26 (S1 Weekly) jadi fokus untuk mewaspadai aksi beli di atasnya. Skenario ini dapat berisiko memperpanjang rebound menjangkau 1965.01 (Pivot Weekly).
