Rupiah berlanjut melemah pada hari ini, Selasa (8/2), sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang di Asia.
Pengamat mengatakan, investor tampaknya mulai memperhitungkan kemungkinan Federal Reserve (bank sentral AS/The Fed) lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.
Semula, kenaikan suku bunga diperkirakan hanya 4 kali. Namun kini mulai banyak analis yang memproyeksikan kenaikan hingga 5 sampai 6 kali. Hal ini membebani aset berisiko, termasuk mata uang rupiah.
Dari dalam negeri, rilis data cadangan devisa bulan Januari yang turun juga tidak banyak membantu. Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa Indonesia periode Januari tercatat sebesar US$ 141,3 miliar atau turun US$ 3,6 miliar dari bulan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 6.5 poin atau 0.05% ke level Rp 14.399 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia (BI) malah bertenaga cukup lumayan pada hari ini. Kurs Jisdor BI berada di level Rp 14.385 per dolar AS, menguat 0,13% dibandingkan Senin (7/2).
Hingga pukul 15.00 WIB, yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah melorot 0,33%. Disusul peso Filipina (-0,21%). Selanjutnya, dolar Singapura dan rupee India sama-sama turun 0,14%. Lalu ada yuan China serta ringgit Malaysia yang sama-sama terkikis 0,13%.