Indikator Moving Average – Part 3

Golden Cross dan Death Cross

Dua istilah ini termasuk yang cukup sering disebut-sebut di dunia forex atau saham untuk menjelaskan persilangan dua Moving Average (MA) dengan periode yang berbeda, dimana periode dari kurva yang bergerak lebih cepat biasanya selalu lebih kecil ketimbang periode dari kurva yang bergerak lebih lambat.

Perlu dipahami bahwa tidak ada standar atau kesepakatan yang jelas mengenai periode yang layak digunakan. Bahkan di kalangan trader yang sudah berpengalaman pun biasanya tidak akan selalu sama, tentu dengan alasan dan tujuannya masing-masing.

Meskipun begitu, MA periode 55 dengan MA periode 100 sejauh ini masih sering dipakai oleh banyak analis atau trader. Oleh sebab itu, penjelasan berikut di bawah ini selanjutnya akan menggunakan MA-55 dan MA-100 pada time frame H1.

Secara umum, golden cross adalah terjadinya persilangan ke atas, dimana kurva MA-55 berhasil naik menembus kurva MA-100. Kondisi ini menunjukkan tren bullish, atau tren positif, yang tetap valid/berlaku sampai situasi menunjukkan hal yang berlawanan. Karena kita menggunakan time frame H1, maka tren tersebut berlaku dalam jangka pendek.

Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan gambar di bawah ini:

Kita bisa melihat pada gambar di atas, bahwa MA-55 naik menembus MA-100 mencerminkan terjadinya tren bullish selama MA-55 bergerak lebih tinggi di atas MA-100.

Sedangkan death cross adalah kebalikan dari golden cross, yakni ketika MA-55 turun menembus MA-100. Kondisi ini menunjukkan tren bearish, atau tren negatif.

Mari kita simak gambar di bawah ini:

Seperti pada gambar di atas, kita melihat MA-55 berhasil turun menembus kurva MA-100, mencerminkan tren bearish selama MA-55 masih bergerak di bawah MA-100.

Dari dua gambar di atas, barangkali sudah cukup untuk memahami definisi golden cross dan death cross.

Yang harus digaris bawahi adalah, persilangan dua MA seringkali menemui kendala atau sulit untuk dibaca ketika berada pada situasi sideways, atau ketika harga sedang berkonsolidasi dengan arah yang tidak jelas, terutama dalam jangka pendek.

Mengapa bisa terjadi? Jangan lupa bahwa MA adalah lagging indicator. Dari artikel sebelumnya kita mengetahui bahwa kurva MA terbentuk dari rata-rata pergerakan harga yang telah terjadi sebelumnya. Sehingga, wajar apabila kondisi sideways (konsolidasi) menjadi sulit dibaca, apalagi jika pergerakan sideways terjadi dengan fluktuasi rentang harga yang lebar.

Untuk mengatasi hal ini, umumnya trader akan selalu kembali mengambil acuan time frame Daily atau bahkan Weekly, sekedar untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *