Indeks Dolar Melemah, Redanya Kekhawatiran Omicron Dorong Risk Appetite

Dolar AS terpantau masih tertekan terhadap beberapa mata uang utama lainnya di sesi New York hari ini, Rabu (8/12). Minat risiko investor (risk appetite) bertambah menyusul informasi yang menyebutkan bahwa varian omicron Covid-19 tidak terlalu parah. Meski begitu, vaksin yang ada masih belum mampu memberikan perlindungan penuh.

Hingga pukul 22:23 WIB, Indeks Dolar AS tercatat melemah 0.22 persen di kisaran level 96.08.

Adapun pada perdagangan Selasa (7/12), Indeks Dolar ditutup naik tipis 0.01 persen ke level 96.30.

Analis National Australia Bank, Ray Attrill, menyampaikan: “Pasar terus berjalan dengan optimisme yang baik bahwa Omicron tidak memiliki tingkat keparahan dibandingkan varian sebelumnya. Hal itu mendorong minat terhadap aset berisiko yang menopang saham, komoditas, serta mata uang terkait komoditas yang lebih berisiko termasuk dolar Australia dan Kanada.”

Terkait dengan rapat kebijakan bank sentral di Kanada, Polandia, Brasil, dan Federal Reserve, analis ING mengatakan: “Perhatian pasar mata uang kembali tertuju ke sejumlah bank sentral. Investor akan menyimak bagaimana mereka berencana untuk mengelola pertumbuhan di tengah naiknya inflasi.”

Sementara itu, Bureau of Labor Statistics (BLS) AS melaporkan data terbaru hari ini, bahwa JOLTS Job Openings menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan (di luar industri pertanian/peternakan) sebanyak 11.03 juta pada bulan Oktober. Ini melebihi ekspektasi 10.45 juta, setelah periode bulan sebelumnya menunjukkan angka 10.60 juta.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *