Dolar AS berupaya bangkit pada perdagangan Senin (14/11). Akan tetapi, penguatannya masih terbatas sejauh ini, setelah turun tajam hampir 4 persen di sepanjang pekan yang lalu.
Hingga pukul 23:45 WIB, Indeks Dolar AS yang mewakili kekuatan USD terhadap beberapa mata uang utama lainnya terpantau menguat 0.41% di kisaran level 106.85.
Dari chart Daily di atas, Indeks Dolar AS merosot tajam dalam dua hari terakhir setelah rilis data inflasi terbaru AS pada Kamis (10/11) yang mencatatkan angka lebih kecil dari ekspektasi.
Consumer Price Index (CPI) AS untuk periode Oktober menunjukkan angka 0.4% MoM (Month-over-Month), di bawah ekspektasi 0.7% MoM. Core CPI AS tercatat 0.3% MoM, di bawah perkiraan 0.5% MoM.
Selama 12 bulan terakhir, CPI AS melambat dari 8.2% YoY (Year-over-Year) ke angka 7.7% YoY, di bawah ekspektasi 8.0% YoY. Ini adalah yang terendah sejak Januari tahun ini. Sedangkan, Core CPI melambat dari 6.6% YoY ke angka 6.3% YoY, di bawah perkiraan 6.5% YoY.
Data inflasi AS tersebut menumbuhkan harapan di kalangan investor bahwa Federal Reserve (bank sentral AS/The Fed) akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga acuan dari sebelumnya 75 basis points (bps) menjadi 50bps untuk kenaikan berikutnya.