Dolar AS Lanjut Koreksi, Euro Menguat Jelang Pengumuman Kebijakan ECB

Melanjutkan koreksi yang terjadi pada Jumat pekan lalu, Greenback bergerak melemah terhadap beberapa mata uang utama lainnya pada hari ini, Senin (18/7). Di sisi lainSemen, Euro berupaya bangkit versus USD, menjelang putusan kebijakan moneter European Central Bank (ECB/bank sentral Uni Eropa) yang dijadwalkan Kamis (21/7) pekan ini.

Hingga pukul 21:00 WIB, Indeks Dolar AS terpantau melemah tajam 0.69% di kisaran level 107.23. Di saat bersamaan, EUR/USD tercatat menguat 0.72% di kisaran 1.0160.

Indeks Dolar AS (Time Frame DAILY)

Di kalangan investor, ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve (bank sentral AS/The Fed) sebanyak 100 basis poin (bps) pada akhir Juli tampaknya makin meredup. Ini lantaran Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed St. Louis James Bullard, keduanya sering dikenal hawkish, mendukung kenaikan 75 bps untuk bulan ini.

Sementara itu, ECB diperkirakan akan memulai siklus pengetatan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga sebanyak 25 bps pada Kamis pekan ini.

Namun, EUR/USD masih rentan untuk kembali tertekan, mengingat ketidakpastian politik yang sedang berlangsung di Italia setelah Perdana Menteri Mario Draghi mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu setelah salah satu partai dalam koalisinya, 5-Star Movement, menolak mendukung pemerintah di parlemen untuk confidence vote.

Presiden Italia Sergio Mattarella menolak surat pengunduran dirinya dan meminta mantan Presiden ECB ini untuk berpidato di depan parlemen pada pekan ini.

Selain itu, pelaku pasar sedang menanti perkembangan terbaru terkait apakah pipa Nord Stream dari Rusia ke Jerman kembali memasok gas pada hari Kamis setelah penutupan untuk pemeliharaan terjadwal, di tengah kekhawatiran bahwa Rusia akan memilih untuk memperpanjang penghentian pasokan gas karena alasan politik.

Analis ING mengatakan: “EUR/USD tampaknya didorong oleh faktor-faktor lain (gambaran makro, pasokan gas Rusia, suku bunga The Fed), tetapi histori mengajarkan kepada kita bahwa risiko politik dapat menyebabkan peningkatan signifikan dalam premi risiko pada EUR/USD. Sehingga, itu bukanlah ancaman yang bisa diabaikan.”

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *