Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan di awal pekan, Senin (27/2). Ini sejalan dengan mayoritas bursa saham di kawasan Asia yang memerah hari ini.
Pasar saham Asia di bawah tekanan menyusul data inflasi Amerika Serikat (AS), yakni Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index yang dirilis pekan lalu. Data itu memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed/bank sentral AS) akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuan untuk beberapa waktu ke depan.
Sebelumnya, data-data AS seperti Consumer Price Index (CPI), Producer Price Index (PPI), pasar tenaga kerja AS (Non-Farm Payrolls), dan belanja konsumen (Retail Sales, Personal Spending) yang dirilis bulan ini, semuanya menghasilkan output yang lebih baik dari ekspektasi.
IHSG ditutup turun 1,79 poin atau 0,03% ke level 6.854,77 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), terseret pelemahan enam indeks sektoral.
Sektor yang melemah paling dalam adalah sektor infrastruktur yang turun 1,43%. Berikutnya, sektor transportasi turun 1,39% dan sektor teknologi turun 0,96%.
Total volume perdagangan saham di BEI hari ini mencapai 21,57 miliar saham dengan total nilai Rp 11,50 triliun. Sebanyak 200 saham bergerak menguat, 318 melemah dan 201 saham lainnya tercatat stagnan.
Top gainers LQ45 hari ini:
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 3,49%
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) 2,23%
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) 2,08%
Top losers LQ45 hari ini :
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -6,75%
- PT XL Axiata Tbk (EXCL) -4,82%
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) -4,41%
Sementara itu, indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun 0,11% ke 27.424. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,33% ke 19.943,51. Shanghai Composite China turun 0,28% ke 3.258,03. Indeks ASX 200 Australia merosot 1,12%. Sedangkan, indeks Straits Times Singapura terpangkas 0,58% ke 3.263,24 dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,87% ke 2.402,64.