Greenback berupaya melanjutkan reli versus major currencies pada hari ini di sesi New York, Jumat (17/2), di tengah minimnya katalis atau data ekonomi AS. Tapi laju USD masih terbatas sejauh ini, setelah sukses membukukan penguatan 3 hari berturut-turut.
Hingga pukul 21:58 WIB, Indeks Dolar AS yang mewakili kekuatan USD terhadap beberapa mata uang utama lainnya terpantau menguat 0.28% di kisaran level 104.39.
Dari chart Daily di atas, terlihat bahwa Indeks Dolar AS sedang bergerak naik mendekati level tertinggi 6 pekan, ditopang data ekonomi yang kuat dan komentar hawkish dari para pengambil kebijakan Federal Reserve (The Fed/bank sentral AS) yang mengarah pada kenaikan suku bunga lanjutan.
Serangkaian data penting AS yang dirilis pekan ini, antara lain data inflasi dan Retail Sales, menunjukkan bahwa ekonomi masih akan sanggup bertahan untuk beberapa kenaikan suku bunga pada semester pertama tahun ini dalam kampanye bank sentral AS untuk meredam inflasi.
Analis ING mengungkapkan: “Data-data tersebut memberikan amunisi bagi The Fed untuk tetap berada dalam mode hawkish dan bagi pasar untuk terus memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak dua hingga tiga kali lagi pada musim panas.”
Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Loretta Mester mengatakan bahwa ia mengharapkan kenaikan 50 basis poin lagi. Presiden Fed St Louis James Bullard mengatakan bahwa ia tidak akan mengesampingkan dukungan untuk kenaikan seperti itu di bulan Maret, daripada peningkatan sebanyak 25 basis poin (bps).
Bullard menambahkan bahwa suku bunga di kisaran 5,25% hingga 5,5% akan cukup untuk meredam laju inflasi. Ini di atas suku bunga 5% hingga 5,25% seperti yang disarankan sebelumnya oleh para pengambil kebijakan Fed pada bulan Desember.
Sikap hawkish dari para pejabat The Fed ini telah mendorong imbal hasil obligasi 10 tahun negara ke level tertinggi sejak akhir Desember.