Dolar AS berlanjut tertekan versus major currencies di sesi New York, di tengah minimnya katalis atau data ekonomi pada perdagangan hari ini, Senin (9/1). Sementara, aset berisiko ditopang oleh kabar terbaru yang menyebutkan bahwa China telah melonggarkan aturan Covid dengan membuka kembali perbatasannya.
Adapun pada penutupan perdagangan Jumat (6/1) pekan lalu, Indeks Dolar berakhir melemah tajam 1.18% ke level 103.91, setelah rilis data tenaga kerja dan PMI manufaktur AS.
Hingga pukul 21:31 WIB, Indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan USD terhadap beberapa mata uang utama lainnya terpantau melemah 0.57% di kisaran level 103.31.
Pelaku pasar saat ini memperhitungkan atau memperkirakan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menurunkan kebijakan pengetatan moneter agresifnya. Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada bulan Februari, turun dari 50 basis poin pada bulan Desember.