Sempat melemah cukup tajam pada hari ini, Rabu (2/11), Dolar AS mengikis pelemahannya dan bergerak cukup stabil setelah laporan ADP (Automatic Data Processing, Inc.) di sesi New York. Sementara itu, pasar sedang menanti keputusan rapat/pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan digelar tengah malam nanti atau Kamis (3/11) dini hari (WIB).
Hingga pukul 22:47 WIB, Indeks Dolar AS yang mewakili kekuatan USD terhadap beberapa mata uang utama lainnya terpantau melemah 0.10% di kisaran level 111.44.
Pada chart H1, bias jangka pendek/menengah cenderung positif setelah Indeks Dolar kembali bergerak di atas kurva MA-50. Tapi hal ini juga mencerminkan sikap pelaku pasar yang “wait and see” untuk mengantisipasi hasil rapat The Fed.
Bank sentral AS diperkirakan secara luas akan menaikkan suku bunga sebanyak 75 basis points (bps) yang merupakan kenaikan empat kali secara berturut-turut. Akan tetapi, penilaian pasar terbagi terkait dengan besaran kenaikan suku bunga untuk bulan Desember, terutama setelah pernyataan baru-baru ini dari pejabat Fed mengenai potensi perlambatan dalam laju pengetatan.
Analis ABN Amro mengatakan: “Kami memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada rapat Desember 2022. Setelah itu, kami mengharapkan adanya jeda dalam pengetatan.”
“Namun, kami ragu bank sentral AS akan terburu-buru untuk memberi sinyal ini pada rapat/pertmuan mendatang. Jika The Fed memilih untuk memberi sinyal kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada bulan Desember, kemungkinan akan disertai dengan indikasi yang menunjukkan suku bunga mungkin harus naik lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.”
Sementara itu, ADP melaporkan pada hari ini bahwa Non-Farm Employment Change untuk periode Oktober mencatatkan perekrutan tenaga kerja (swasta non-pertanian) sebanyak 239K. Angka ini lebih tinggi dari data bulan sebelumnya (192K) dan melebihi ekspektasi 178K.