Rupiah kembali tak bertenaga di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Kamis (14/7). Pergerakannya sejalan dengan mayoritas mata uang Asia lainnya menyusul rilis data inflasi AS yang dirilis semalam.
Tercatat, inflasi AS berbasis tahunan atau dalam 12 bulan terakhir menunjukkan akselerasi dari 8.6% yoy (year-over-year) menjadi 9.1% yoy di bulan Juni, melebihi ekspektasi 8.7% yoy. Ini merupakan inflasi tahunan yang tertinggi sejak November 1981.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup terdepresiasi 28,5 poin atau 0,19% ke level Rp 15.020 per dolar AS.
Kurs referensi Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia (BI) juga lesu pada hari ini. Kurs Jisdor berada di level Rp 14.999 per dolar AS, melemah 0,09 persen dibandingkan Rabu (13/7) yang ada di posisi Rp 14.985.
Di Asia, mayoritas mata uang melemah terhadap dolar AS hingga pukul 15:00 WIB sore tadi. Yen Jepang memimpin dengan pelemahan 1,26%. Disusul, baht Thailand yang melemah 0,77% dan won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,38%.