Mata uang Euro sempat merosot menyentuh level paritas terhadap Dolar AS sore tadi (WIB), menyusul data Economic Sentiment Jerman yang jatuh di bawah ekspektasi. Tapi kemudian Euro bisa mengikis pelemahannya dan malah berbalik menguat terhadap USD di awal perdagangan sesi New York, meskipun kenaikannya masih terbatas. Pelaku pasar tampaknya mulai bersiap menunggu data inflasi AS yang akan dirilis Rabu besok. Data tersebut diperkirakan berdampak tinggi mempengaruhi sentimen.
Hingga pukul 21:52 WIB, EUR/USD terpantau naik 0.11 persen di kisaran level 1.0048, setelah turun menyentuh level 1.0000.
Dari gambar di atas, jelas terlihat bahwa outlook jangka pendek masih negatif sejauh ini, dengan harga yang bergerak jauh di bawah Pivot Weekly (1.0239) dan di bawah kurva MA-200. Sementara, level 1.0085 (Pivot Daily) sekarang jadi fokus guna memonitor prospek bearish untuk perdagangan pada hari ini yang masih akan berisiko untuk sekali lagi mengancam breakout level paritas 1.0000.
Hasil survei terbaru bulan Juli dari ZEW menunjukkan bahwa sentimen ekonomi Jerman merosot ke level indeks -53.8, jauh di bawah ekspektasi -40.6. Angka tersebut menunjukkan bahwa investor institusional dan para analis di Jerman tidak optimis terhadap prospek ekonomi di negara itu.
Uni Eropa saat ini sedang dilanda krisis pasokan energi di wilayah tersebut karena pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman, pipa Nord Stream 1, telah memulai pemeliharaan tahunannya pada hari Senin, di mana aliran pasokan gas diperkirakan akan berhenti selama 10 hari. Krisis energi tersebut menyebabkan harga-harga komoditas lainnya melambung tinggi dan menekan perekonomian.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan pada Senin (11/7) bahwa Eropa harus bersiap menghadapi kondisi penutupan penuh aliran/pasokan gas dari Rusia. Banyak yang khawatir Rusia akan menghentikan atau memangkas ekspornya secara signifikan.