Greenback terpantau bergerak cukup stabil versus beberapa mata uang utama lainnya di sesi New York hari ini, Kamis (7/7). Sementara itu, Sterling masih mempertahankan recovery setelah Boris Johnson menyatakan bahwa dia akan berhenti menjabat sebagai perdana menteri Inggris.
Hingga pukul 22:26 WIB, Indeks Dolar AS yang mewakili kekuatan Greenback terhadap beberapa mata uang utama lainnya terpantau naik tipis 0.02 persen di kisaran level 107.07, setelah kemarin mencetak rekor tertinggi baru sejak 20 tahun yang lalu ke level 107.26.
Berita yang mengagetkan muncul dari Inggris pada hari ini. Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson akhirnya setuju untuk lengser dari jabatannya seiring dengan pengunduran dirinya sebagai pemimpin Partai Konservatif.
Melansir BBC, Kamis (7/7), Johnson menyatakan ingin tetap duduk di kursi PM sampai ada pemimpin baru terpilih dari Partai Konservatif pada Oktober mendatang. Sebelumnya, pemerintahan Inggris nyaris bubar setelah 53 menteri dan pejabat negara ramai-ramai mengajukan pengunduran diri.
Poundsterling bergerak naik terhadap Dolar AS setelah adanya berita tersebut. Akan tetapi, penguatannya sejauh ini masih terbatas karena pelaku pasar juga memperhitungkan ketidakpastian global serta ancaman resesi akibat inflasi yang tinggi.
Sementara itu, investor sedang menunggu laporan tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat (8/7), serta data inflasi AS yang akan diumumkan pekan depan.
“Apa yang diperhitungkan dalam pertemuan Fed Juli didasarkan pada angka inflasi yang cukup tinggi. Kami memperkitakan itu akan terjadi,” ungkap Bipan Rai, Analis CIBC Capital Markets di Toronto.
“Data tenaga kerja AS pada hari Jumat juga harus mampu menunjukkan seberapa cepat upah meningkat, sementara bank sentral AS tampaknya tidak terlalu terbebani oleh hal itu, seperti bank sentral utama lainnya. Bagi kami itu menunjukkan bahwa Dolar AS masih akan menjadi mata uang yang mendominasi pasar,” kata Rai menambahkan.