Dolar Menanjak Dekati Level Tertinggi 4 Minggu Usai Data Inflasi AS

Dolar melonjak mendekati level tertinggi 4 minggu pada hari ini, Jumat (10/6), setelah rilis data inflasi AS periode Mei meningkat. Hal ini kembali mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve (bank sentral AS/The Fed) kemungkinan harus melanjutkan kenaikan suku bunga hingga September guna membendung inflasi.

Hingga pukul 22:52 WIB, Indeks Dolar AS yang mewakili kekuatan USD terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terpantau menguat 0.83% di kisaran level 104.16.

Indeks Dolar AS (Time Frame DAILY)

Data AS menunjukkan, bahwa Consumer Price Index (CPI) berakselerasi dari 8.3% yoy (year-over-year) ke 8.6% yoy di bulan Mei, melebihi ekspektasi 8.2% yoy. Itu adalah laju inflasi tahunan yang tertinggi sejak Desember 1981.

Sedangkan, inflasi inti atau Core CPI AS melambat dari 6.2% yoy ke 6.0% yoy, melebihi ekspektasi 5.9% yoy.

Untuk data yang berbasis bulanan (month-over-month), CPI AS naik dari 0.3% mom ke 1.0% mom di bulan Mei, melebihi perkiraan 0.7%. Sementara, Core CPI sama seperti bulan sebelumnya, yakni 0.6%, melebihi ekspektasi 0.5%.

John Doyle, Vice President of Dealing and Trading di Monex AS, mengatakan: “Inflasi sekarang berada di level tertinggi 40 tahun dengan sedikit bukti bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Pasar saham memperpanjang kerugian karena spekulasi bahwa The Fed dapat menemukan ruang untuk mempercepat kenaikan suku bunga. Sementara, Dolar AS menguat karena divergensi kebijakan moneter The Fed dengan bank sentral utama lainnya, ditambah dengan sentimen risk-off.”

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *