Dolar AS memperpanjang rebound sehari sebelumnya pada perdagangan di sesi New York, Rabu (1/6), ditopang data ekonomi yang menunjukkan hasil positif. Sementara itu, mata uang Euro mendapat tekanan menyusul meningkatnya inflasi Zona Euro yang menumbuhkan kekhawatiran investor atas pemulihan ekonomi di kawasan tersebut.
Hingga pukul 23:16 WIB, Indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan USD terhadap sejumlah mata uang utama lainnya terpantau menguat tajam 0.80% di kisaran level 102.61.
Data AS yang dirilis pada hari ini menunjukkan bahwa Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur (versi ISM) berekspansi ke level 56.1 di bulan Mei, melebihi ekspektasi 54.4.
Data JOLTS Job Openings yang dirilis oleh Biro Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa lowongan kerja (di luar industri pertanian) tercatat sebanyak 11.40 juta di bulan April, melebihi ekspektasi 11.29 juta dan data bulan sebelumnya (11.86 lowongan pekerjaan).
Data AS tersebut meningkatkan tekanan pada mata uang Euro yang kemarin terbebani oleh data inflasi yang naik ke level tertinggi.
Seperti diketahui, Consumer Price Index (CPI) Zona Euro berbasis tahunan berakselerasi dari 7.4% ke level 8.1% pada bulan Mei, melebihi ekspektasi 7.7%. Sedangkan Core CPI Zona Euro berbasis bulanan meningkat dari 3.5% ke level 3.8% yoy, melebihi ekspektasi 3.5%.
Analis Western Union Business Solutions, Joe Manimbo, mengatakan: “Dolar bergerak naik sejak akhir pekan kemarin, setelah mendapat dukungan dari imbal hasil Treasury AS. Sementara, mata uang utama lainnya cenderung mencari aman dari memburuknya inflasi global.”
“Ekspektasi bahwa inflasi kemungkinan telah mencapai puncaknya mendapat tantangan dari naiknya harga minyak, yang baru saja mencatatkan reli enam bulan berturut-turut, rekor terpanjang sejak 2011. Harga minyak yang bertahan di atas level $115 tidak mendukung ekspektasi tersebut.” Manimbo menambahkan.