Dolar AS Lanjut Melemah, Ekspektasi Suku Bunga The Fed Surut

Greenback masih melanjutkan penurunan 2 pekan sebelumnya pada hari ini, Senin (30/5), meskipun volume perdagangan di pasar mata uang terbatas karena kegiatan pasar saham AS libur dalam rangka Memorial Day.

Sebagian analis dan investor menilai bahwa ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif dari Federal Reserve (bank sentral AS/The Fed) cenderung surut belakangan ini. Selain itu, kekhawatiran atas resesi global juga sedikit mereda setelah pemerintah Beijing mengumumkan untuk mulai melonggarkan pembatasan Covid-19 di beberapa kota, termasuk Shanghai yang merupakan kota finansial terbesar di China.

Hingga pukul 22:29 WIB, Senin (30/5), Indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan Greenback versus sejumlah mata uang utama lainnya terpantau melemah 0.31% di kisaran level 101.32.

Indeks Dolar AS (Time Frame DAILY)

Joe Capurso, analis Commonwealth Bank Of Australia mengatakan kepada Reuters: “Dolar bisa jatuh lebih rendah minggu ini. Kalau bukan karena lockdown China, prospek global akan lebih cerah. Ini akan membuat dolar tertekan.”

Pada Jumat (27/5) pekan lalu, analis Scotia berpendapat: “Kami terus berpikir bahwa yang terbaik dari reli USD yang lebih luas ada di belakang kami sekarang dan sementara ini USD mungkin belum turun secara signifikan. Namun, kenaikan lebih lanjut tampaknya tidak mungkin. The Fed sepenuhnya menghargai dan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga di akhir tahun mungkin akan direvisi jika ekonomi melambat lebih cepat dari yang diharapkan.”

Sementara itu, sebagian investor lainnya masih terlihat berhati-hati untuk mengakhiri penguatan dolar belakangan ini, meskipun data konsumen AS yang positif dan pelonggaran lockdown di China meningkatkan sentimen pertumbuhan global.

Investor tampaknya sudah memperkirakan bahwa bank sentral AS dapat mengambil jeda, setelah menaikkan suku bunga secara agresif selama dua bulan ke depan.

Analis Desk Global NatWest Markets, John Briggs, mengatakan kepada Reuters: “The Fed telah berhenti memvalidasi seruan untuk pengetatan lebih lanjut, yang mengarah ke masa tenang dalam ekspektasi ke depan.”

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *