Day Trading Tips: Sinergi antara RSI dengan MACD

Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah pertanyaan yang sangat menarik dari seorang pembaca forexindo. Pertanyaan tersebut adalah: apakah memungkinkan untuk memanfaatkan indikator RSI dengan MACD untuk perdagangan harian (day trading/intraday)? Kalau memang memungkinkan, bagaimana caranya? Terutama untuk diterapkan pada pasangan mata uang yang populer, misalnya EUR/USD atau GBP/USD.

[Baca juga: Day Trading VS Swing Trading, Mana yang Lebih Baik?]

Jawabannya, tentu saja sangat memungkinkan. Dalam banyak kasus, sinergi antara RSI dengan MACD juga mampu menawarkan risiko yang terukur atau Stop Loss (SL) yang ketat dengan target profit yang moderat. Katakanlah misalnya SL 25 pips untuk target 35 pips pada pasangan mata uang GBP/USD. Atau, SL 20 pips untuk target 30 pips pada pasangan mata uang EUR/USD.

Anda hanya perlu menyediakan sebuah chart dengan kerangka waktu (time frame/TF) H4 untuk menempatkan indikator MACD. Kemudian sebuah chart lagi dengan TF H1 untuk menempatkan indikator RSI. Pengaturan MACD sesuai dengan default-nya. Sementara, RSI menggunakan periode 7 agar lebih “peka” menangkap kondisi oversold atau overbought.

Tentu juga akan lebih menunjang lagi, apabila anda menguasai candle pattern. Tidak perlu semuanya harus dikuasai. Barangkali cukup Inside/Outside Bar, Pin Bar, dan Bullish/Bearish Engulfing.

Konsep dan prosedur sistem perdagangan dengan bantuan MACD dan RSI sebenarnya cukup sederhana. Jika MACD masih akan cenderung bergerak di wilayah negatif, maka kita mengincar posisi SELL pada saat RSI mendekati atau sudah overbought. Begitu pula sebaliknya, jika MACD cenderung bergerak di wilayah positif, maka kita akan mengincar posisi BUY pada saat RSI mendekati atau sudah oversold… Nah, cukup sederhana bukan?

Mungkin sebagai sedikit tambahan. Untuk indikator RSI, silakan pasang level-level 70, 50 dan 30. Level 70 adalah penanda overbought. Sedangkan, level 30 adalah penanda oversold.

Mari kita simak contoh di bawah ini, dimana kita akan memonitor lebih dahulu pergerakan MACD pada grafik H4.

Pada gambar di atas, MACD bergerak di wilayah negatif sejak akhir Maret 2022. Artinya, kita masih akan mencari posisi SELL untuk perdagangan harian (day trading/intraday). Sekarang, perhatikan grafik H1 seperti di bawah ini, untuk mencermati pergerakan indikator RSI.

Dari gambar grafik H1 di atas, ada 3 sinyal dalam 3 hari perdagangan yang terjadi ketika RSI bergerak naik mendekati/melewati level overbought. Perhatikan tanda panah di atas. Sinyal itu layak untuk posisi SELL dengan SL yang ketat. Katakanlah SL 25 pips dan target 35 pips. Anda pun bisa mengimplementasi Trailing Stop dengan step per 10 atau 15 pips untuk mengamankan profit sekaligus berjaga-jaga terhadap kemungkinan balik arah yang mendadak.

Bagaimana jika MACD bergerak di wilayah positif? Tinggal dibalik saja. Menunggu peluang BUY ketika RSI turun mendekati/melewati level oversold.

Terkait dengan pergerakan MACD, ada tips yang juga harus diamati. Hindari posisi SELL atau BUY apabila BAR-nya sudah makin menipis atau makin mendekati level keseimbangannya. Mari kita lihat contoh di bawah ini:

Gambar di atas memperlihatkan kondisi MACD yang masih berada di wilayah positif. NAMUN, BAR MACD sudah makin mendekati level NOL. Perhatikan tanda panah di atas. Artinya, kita harus menghindari posisi BUY (karena masih di wilayah positif) untuk sementara waktu, sambil menunggu kejelasan dari pergerakan harga berikutnya.

Seperti biasa, dalam perdagangan harian kita selalu tetap memerlukan kesabaran untuk meminimalisir kerugian dan memaksimalkan keuntungan 🙂

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *