Usai Putusan The Fed dan BoE, Dolar AS Lanjut Melemah di Sesi New York

Dolar masih lesu di hadapan sejumlah mata uang utama lainnya sejauh ini di sesi New York, Kamis (17/3), setelah rilis beberapa data AS.

Dolar AS berlanjut melemah, meskipun Federal Reserve (The Fed/bank sentral AS) menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin ke level 0.50 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar.

Kenaikan suku bunga The Fed tersebut adalah yang pertama kali sejak wabah pandemi Covid-19. Ini juga menjadi pertanda dimulainya pengetatan moneter guna membendung laju inflasi yang meninggi.

Akan tetapi, kenaikan suku bunga The Fed sudah lama diantisipasi oleh pasar. Sehingga, Dolar AS justru melemah setelah putusan bank sentral tersebut.

Menyusul The Fed, Bank of England (BoE/bank sentral Inggris) juga memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya ke level 0.75 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar. Tapi Poundsterling langsung merosot tajam terhadap Dolar AS, lantaran anggota dewan penentu kebijakan bank sentral AS tidak mencapai suara yang bulat untuk kenaikan suku bunga berikutnya.

Hingga pukul 21:48 WIB, Indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan USD terhadap beberapa mata uang utama lainnya terpantau melemah 0.27 persen di kisaran level 98.15.

Sementara itu, departemen tenaga kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran (Unemployment Claims) untuk periode pekan yang berakhir 12 Maret mencatatkan jumlah klaim sebanyak 214K. Angka itu turun dari pekan sebelumnya (229K) dan lebih rendah dari ekspektasi 221K.

Federal Reserve Bank of Philadelphia juga melaporkan hasil survei terbaru pada hari ini bahwa aktivitas bisnis sektor manufaktur di negara bagian Philadelphia meningkat dari 16.0 ke level 27.4 pada bulan Februari. Peningkatan itu jauh di atas ekspektasi 15.1.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *