Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir pada perdagangan Kamis (17/3), meskipun investor asing mencatat net buy senilai sekitar Rp 854,69 miliar di seluruh pasar.
IHSG terpangkas 0,40% atau 28,01 poin ke 6.964,38 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
IHSG terseret oleh pelemahan lima indeks sektoral. Sektor yang turun paling dalam adalah sektor keuangan (-0,61%), disusul sektor infrastruktur (-0,30%) dan sektor kesehatan (-0,26%).
Sedangkan enam sektor lainnya parkir di zona hijau. Sektor yang menguat paling tinggi adalah sektor teknologi (1,49%). Berikutnya, sektor transportasi dan logistik (1,27%) dan sektor barang baku (1,09%).
Total volume transaksi bursa mencapai 21,97 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 15,05 triliun. Sebanyak 274 saham menguat, 250 melemah dan 155 saham stagnan.
Saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 459,4 miliar. Disusul, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 121,1 miliar dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) Rp 92,3 miliar.
Saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT BAnk Central Asia Tbk (BBCA) yang mencapai Rp 111,6 miliar. Berikutnya, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) Rp 94 miliar dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Rp 55,9 miliar.
Sementara itu, bursa Asia-Pasific menghijau hari ini. Cuma IHSG saja yang parkir di zona merah. Investor Asia-Pasific tampaknya tidak terlalu mengkhawatirkan naiknya suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan bursa Asia-Pasifik setelah ditutup menanjak 7,04% ke level 21.501,23. Ini karena ditopang oleh saham teknologi China yang kembali cerah bergairah pada hari ini.
Sedangkan indeks Shanghai Composite China juga ditutup naik 1,4% ke level 3.215,04, melanjutkan penguatan perdagangan Rabu kemarin. Ini setelah adanya laporan bahwa pemerintah China mengisyaratkan dukungannya untuk saham-saham China di luar negara tersebut, utamanya di AS.