Dolar masih terlihat lesu di awal perdagangan sesi New York hari ini, Rabu (16/2), setelah rilis data penjualan ritel (Retail Sales) AS yang diluar dugaan naik melebihi perkiraan.
Hingga puku 22:19 WIB, Indeks Dolar AS terpantau melemah 0.09 persen di kisaran level 95.89.
Adapun pada perdagangan Selasa (15/2), Indeks Dolar ditutup melemah 0.32 persen ke level 95.98.
Biro Sensus AS melaporkan bahwa Retail Sales di bulan Januari 2022 meningkat dari -2.5% ke angka 3.8% mom (month-over-month), melebihi ekspektasi 2.1% mom.
Sedangkan, Core Retail Sales AS juga melonjak dari -2.8% ke angka 3.3%mom, melebihi ekspektasi 1.0% mom.
Sejumlah analis berpendapat, Dolar AS melanjutkan pelemahan sesi sebelumnya menyusul penarikan sebagian pasukan Rusia dari perbatasan Ukraina. Hal tersebut meredakan sentimen risk-aversion (penghindaran risiko).
Namun, sebagian analis juga berpandangan, perang Rusia-Ukraina masih mungkin terjadi. Ini karena Rusia tidak menarik seluruh pasukannya dari perbatasan.
Mark Galeotti, analis Royal United Services Institute, mengatakan melalui Twitter: “Tidak ada yang berubah di lapangan dengan cara apa pun yang berarti. Putin bisa saja menginvasi kemarin, ia masih bisa melakukannya besok.”
Sementara itu, pelaku pasar cenderung berhati-hati menjelang rilis notulen rapat/pertemuan Federal Reserve terbaru. Para pengambil kebijakan kemungkinan besar akan membahas rencana kenaikan suku bunga.