Dolar AS masih bergerak relatif cukup stabil versus beberapa mata uang utama lainnya di sesi New York hari ini, Kamis (23/12). Sementara itu, volume perdagangan menjadi kian mengecil menjelang perayaan Natal 2021.
Hingga pukul 23:07 WIB, Indeks Dolar AS terpantau melemah tipis 0.01 persen di kisaran level 96.11.
Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan bahwa Core PCE (Personal Consumption Expenditures) Index untuk periode November 2021 tumbuh 0.5% mom (month over month). Angka ini melebihi ekspektasi 0.4% mom, tapi masih sama seperti bulan sebelumnya.
Secara tahunan, Core PCE Index meningkat jadi 4,7% yoy (year over year), naik dari 4,2% yoy, di atas ekspektasi 4,5% yoy. Itu adalah level PCE yang tertinggi sejak 1989.
Biro Sensus AS juga melaporkan hari ini bahwa Durable Goods Orders di bulan November tumbuh 2.5% mom, melebihi ekspektasi 1.9% mom setelah bulan sebelumnya mencatatkan angka -0.4% mom.
Core Durable Goods Orders juga naik, dari 0.3% mom menjadi 0.8% mom, di atas ekspektasi 0.6% mom.
Risk appetite atau minat pasar terhadap aset berisiko telah meningkat sejak Senin, ketika pasar diguncang oleh rencana pembatasan pemerintah AS terkait dengan penyebaran Omicron.
Namun, data pada hari Rabu (22/12) menunjukkan kepercayaan konsumen AS meningkat melebihi ekspektasi pada bulan Desember. Ini menunjukkan ekonomi akan terus berkembang pada tahun 2022 meskipun dibayangi Covid-19 dan pengurangan program stimulus.
Sementara itu, analis MUFG, Lee Hardman, berpendapat bahwa koreksi USD belakangan ini hanya akan bersifat sementara dalam jangka pendek. Dalam jangka menengah/panjang, Dolar AS masih berisiko menguat.
“Pernyataan hawkish dari pejabat Fed selama seminggu terakhir, termasuk dari Gubernur Fed Waller dan Presiden Fed San Francisco Daly, mengisyaratkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga segera setelah pertemuan FOMC Maret 2022,” ujar Hardman.