Rupiah berlanjut lesu di hadapan dolar AS pada Kamis (16/12). Kali ini dengan pelemahan yang cukup dalam dibandingkan kemarin. Padahal, mayoritas mata uang Asia justru menguat.
Sejumlah pengamat mengatakan, pernyataan ketua The Fed Jerome Powell yang akan mengurangi program pembelian obligasi, menjadi faktor utama yang menopang dolar AS dan membebani rupiah. Selain itu, kasus pertama Covid-19 varian Omicron di Wisma Atlet, juga turut menekan mata uang Garuda.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,19 persen atau 27,5 poin ke Rp 14.361,5 per dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah bergerak di rentang 14.312,50 – 14.366,20.
Kurs referensi Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia (BI) juga tak bertenaga hari ini. Kurs Jisdor BI berada di level Rp 14.343 per dolar AS, melemah 0,04 persen dibandingkan sehari sebelumnya.
Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang Asia terapresiasi terhadap dolar AS. Peso Filipina menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah ditutup naik tajam 0,61%.
Berikutnya, ringgit Malaysia menguat 0,46% dan won Korea Selatan sudah ditutup naik 0,16%. Disusul, rupee India yang terkerek 0,10%.
Sementara itu, baht Thailand berada satu tingkat lebih baik dari rupiah setelah turun 0,15%. Diikuti, yen Jepang yang melemah 0,07%.