Rupiah Spot Melemah 9,5 Poin ke Level Rp 14.334 per Dolar AS – Rabu (15/12)

Rupiah Spot Hari Ini

Rupiah tertekan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Sementara, mayoritas mata uang Asia cenderung bergerak menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0.07 persen atau 9,5 poin ke level Rp 14.334 per dolar AS. Sepanjang hari ini rupiah bergerak di rentang 14.323,00 – 14.341,50.

Kurs referensi Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia (BI) malah terapresiasi hari ini. Kurs Jisdor BI berada di level Rp 14.337 per dolar AS, menguat 0,07 persen dibandingkan sehari sebelumnya.

Analis dari RiverFront Investment Group, Rebecca Felton, mengatakan bahwa saat ini investor tengah menanti putusan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve) yang akan diumumkan Kamis (16/12) dini hari nanti (WIB).

“Kami melihat pasar akan lebih volatil utamanya karena Covid-19. Valuasi yang tinggi dan data (ekonomi) yang belum stabil akan menjadi kemungkinan dalam beberapa bulan ke depan,” Ujar Felton seperti dikutip dari Bloomberg.

Pelaku pasar tengah menantikan pengumuman mengenai percepatan tapering yang akan dilakukan The Fed. Namun, kekhawatiran penyebaran Omicron juga menjadi risiko seiring dengan perlambatan ekonomi di China.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hari ini bahwa Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan di bulan November 2021 sebesar US$ 3,51 miliar. Secara tren berarti neraca perdagangan membukukan surplus 19 bulan beruntun.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, surplus November 2021 didorong nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada nilai impor. Surplus tersebut disumbang dari bahan bakar mineral (HS 27), lemak minyak hewan nabati, besi dan baja.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga akan menggelar rapat dewan gubernur hingga esok.

Analis MUFG, Jeff Ng, mengatakan pada Bloomberg: “Di tahun 2022, BI kemungkinan akan fokus pada stabilitas. Sehingga BI akan lebih memperhatikan tekanan harga-harga konsumen yang akan membawa inflasi lebih tinggi ke target 2% hingga 4%.”

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *