Indeks Dolar Kehilangan Tenaga Setelah Data Inflasi AS

Dolar AS kehilangan tenaga untuk bergerak lebih tinggi pada hari ini, Jumat (10/12), setelah rilis data inflasi harga konsumen AS.

Hingga pukul 23:00 WIB, Indeks Dolar AS terpantau melemah 0.04 persen di kisaran level 96.16.

Bureau of Labor Statistics (BLS) AS melaporkan bahwa Consumer Price Index (CPI) di bulan November tumbuh 0.8 persen mom (month-over-month). Angka ini melebihi ekspektasi 0.7 persen mom, namun lebih kecil dari data bulan sebelumnya (0.9 persen mom).

CPI secara tahunan (year-over-year), tumbuh 6.8 persen yoy sesuai ekspektasi, naik dari bulan sebelumnya 6.2 persen yoy. Ini adalah level inflasi tahunan yang tertinggi sejak Juni 1982.

BLS juga melaporkan, inflasi inti (Core CPI) tumbuh 0.5 persen mom, sesuai ekspektasi dan lebih rendah dari data bulan sebelumnya 0.6 persen mom. Sedangkan secara tahunan, Core CPI berakselerasi ke angka 4.9 persen yoy sesuai ekspektasi, naik dari 4.6 persen yoy yang tercatat pada bulan sebelumnya.

Analis BMO Capital Markets, Greg Anderson, mengatakan pada Reuters: “Saya menggolongkan data CPI sesuai ekspektasi. Akan tetapi, pasar memposisikan untuk pembacaan data inflasi yang lebih tinggi.”

“Pasar mata uang telah sangat mendukung Dolar AS selama beberapa bulan terakhir. Sehingga, dengan angka (data inflasi) ini, kita hampir keluar dari situasi yang dapat mendorong dolar lebih tinggi sebelum akhir tahun,” imbuhnya.

Anderson mengungkapkan bahwa pertemuan FOMC pekan depan dan Pidato Powell setelah putusan kebijakan The Fed kemungkinan merupakan katalis dolar yang terakhir untuk tahun ini.

“Biasanya investor mengurangi posisi mereka di akhir tahun. Peristiwa hari ini di mana dolar terkikis (setelah data inflasi AS) mungkin merupakan awal dari itu,” kata Anderson menambahkan.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *