Rupiah menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) meski hanya naik tipis. Ini sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang Asia.
Pengamat memperkirakan rupiah masih punya peluang untuk lanjut menguat menyusul surplus neraca perdagangan Indonesia di bulan Agustus 2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laporan bahwa nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 21,42 miliar di bulan Agustus 2021. Sedangkan, angka impor mencapai US$ 16,68 miliar.
Sehingga, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan mencapai US$ 4,74 miliar. Ini lebih tinggi dari surplus US$ 2,59 miliar di bulan Juli, sekaligus merupakan angka surplus tertinggi sepanjang masa.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat tipis 5 poin atau 0.04 persen ke posisi Rp 14.242,5 per dolar AS.
Kurs Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) juga menguat hari ini. Sekarang di Rp 14.252, menguat 0,04 persen dibandingkan sebelumnya yang berada di Rp 14.257 per dolar AS.
Hingga pukul 15.00 WIB, hanya dolar Hong Kong yang terlihat masih berada di zona merah setelah melemah 0,005 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, peso Filipina memimpin penguatan mata uang Asia setelah ditutup naik 0,25 persen, diikuti yen Jepang yang menguat 0,22 persen.