Cara Menggunakan Bollinger Bands

Bollinger Bands (BB) adalah indikator teknikal yang dikembangkan oleh John Bollinger. Indikator ini digunakan untuk mengidentifikasi volatilitas pasar dan mewaspadai kondisi “overbought” atau “oversold” pada kerangka waktu tertentu.

Secara umum, BB dapat memberi tahu kita apakah pasar sedang berkonsolidasi dan relatif cukup tenang. Atau, apakah pasar mulai ramai dengan volatilitas yang makin tinggi.

Saat pasar sepi, BB cenderung merapat atau mengecil. Sedangkan, jika pasar ramai, BB cenderung mengembang atau melebar.

Seperti pada ilustrasi di atas, Lower Band dan Upper Band saling mendekat ketika pasar sedang berkonsolidasi. Lalu melebar saat harga bergerak naik. BB kemudian menyesuaikan secara otomatis mengikuti perubahan kondisi pasar.

BB terdiri dari 3 bagian, yakni: Upper Band, Middle Band dan Lower Band.

Middle Band adalah indikator Moving Average (MA). Atau lebih tepatnya SMA (Simple Moving Average).

Sebagian besar pengguna BB umumnya menggunakan periode 20. Ini adalah default-nya. Tapi trader juga bisa melakukan eksperimen untuk periode yang berbeda setelah mendapatkan sedikit pengalaman dalam penerapannya.

Sementara itu, konsep Standar Deviation (SD) pada BB adalah statistik perhitungan persebaran harga atau angka.

Jika menggunakan SD 1, maka sekitar 68% dari pergerakan harga yang akan diserap oleh BB. Jika menggunakan SD 2, maka pergerakan harga yang diserap BB adalah sekitar 95%. Trader biasanya menerapkan SD 2.

Day Trading dengan Bolinger Bands

Rules-nya terbilang cukup mudah dan umumnya cukup efektif. Meski begitu, kesabaran juga akan selalu dibutuhkan untuk mendapatkan momentum yang dianggap tepat. Ini berlaku untuk sistem trading apapun yang digunakan.

Trader berpengalaman pengguna BB biasanya selalu memantau dua chart. Time frame yang lebih kecil jadi alasan untuk entri yang searah tren. Sedangkan yang lebih besar adalah untuk memantau tren yang sedang berlangsung. Misalnya kondisi BB pada chart Daily akan selalu dibandingkan dengan H1.

Jika harga BB Daily bergerak di atas Middle Band (tidak jauh dari Middle Band dan sedang bergerak naik menuju Upper Band), maka mencari posisi buy adalah ketika harga pada BB H1 turun menuju Lower Band.

Sebaliknya, jika pergerakan harga pada BB Daily berada di bawah Middle Band (tidak jauh dari Middle Band dan sedang bergerak turun menuju Lower Band), maka mencari posisi sell adalah ketika harga pada BB H1 naik menuju Upper Band.

Sedangkan, untuk swing trading dengan acuan entri posisi pada chart yang lebih besar, misalnya Daily, sebaiknya selalu berhati-hati dengan konsep “overbought” atau “oversold”.

Karena, seringkali apabila terjadi tren yang kuat, harga akan selalu menempel ketat, entah terhadap Upper Band atau Lower Band. Untuk memahami hal ini, silakan tengok lagi ilustrasi atau gambar di atas.

Gambar tersebut menunjukkan uptrend yang kuat dengan menempel ketat Upper Band setelah breakout dari fase konsolidasi.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *