Menutup perdagangan di akhir pekan, kurs rupiah melemah tipis di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), seiring dengan pelemahan mayoritas mata uang Asia lainnya.
Pengamat mengatakan, sentimen global menjadi faktor yang menghambat kinerja nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir, di tengah ekspektasi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal menaikkan suku bunga dan memangkas program stimulus pembelian obligasi, lebih cepat dari yang diperkirakan.
Selain itu, peningkatan kasus Covid-19 varian Delta, dalam dan luar negeri, juga membebani mata uang Garuda karena investor cenderung untuk menghindari aset berisiko.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terdepresiasi 0.03 persen atau melemah 5 poin ke posisi Rp 14.387,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (13/8/2021), setelah bergerak di rentang 14.377,50 – 14.393,50. Dalam sepekan, rupiah spot melemah 0,13 persen.
Kurs Jisdor justru naik tipis hari ini. Kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) berada di level Rp 14.388 per dolar AS, menguat satu poin atau 0,006 persen dibanding sehari sebelumnya.