Rupiah berhasil rebound terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini meski masih dibayangi isu pengurangan pembelian aset (tapering) Federal Reserve (The Fed/bank sentral AS) dan respons negatif pasar terhadap rilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang mengalami defisit walaupun pertumbuhan ekonomi kwartal kedua mencatat kenaikan di angka 7,07 persen.
Pengamat mengatakan penguatan rupiah kali ini adalah karena investor mengalihkan fokus pada simposium Jackson Hole yang akan digelar akhir pekan ini. Simposium yang diselenggarakan The Fed ini akan dihadiri sejumlah bank sentral terkemuka di dunia lainnya dan menjadi perhatian pasar untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait isu tapering bank sentral AS.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 40 poin atau 0.28 persen ke posisi Rp 14.412,5 per dolar AS pada akhir perdagangan Senin (23/8/2021), setelah bergerak di rentang 14.407,50 – 14.435,00.
Sementara itu, kurs Jisdor (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) yang diterbitkan Bank Indonesia berada di level Rp 14.415 per dolar AS, menguat 0,34 persen dibandingkan Jumat (20/8) di Rp 14.464 per dolar AS.